PENGARUH PERGAULAN TERHADAP SENI BERTATO
TUGAS
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENGARUH
PERGAULAN TERHADAP SENI BERTATO
oleh :
Abdul
Hamid Syarifuddin 1303191051
Bima
Putra Nur Cahyana 1303191057
Kelas
1 – D3 Teknik ElektroIndustri B
POLITEKNIK
ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN
AJARAN 2019/2020
TUGAS
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENGARUH
PERGAULAN TERHADAP SENI BERTATO
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan dosen pengampu
Bapak Imamul Arifin.
oleh :
Abdul
Hamid Syarifuddin 1303191051
Bima
Putra Nur Cahyana 1303191057
Kelas
1 – D3 Teknik ElektroIndustri B
POLITEKNIK
ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN
AJARAN 2019/2020
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang rahmat serta karunia-Nya yang telah
mencurahkan kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Karya
Tulis yang berjudul “PENGARUH
PERGAULAN TERHADAP SENI BERTATO” dengan
sebaik - baiknya. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Agama Islam. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengaruh
pergaulan terhadap seni bertato
bagi para pembaca dan juga penulis.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mengalami hambatan, akan tetapi dalam
bantuan berbagai pihak, penyusun dapat mengatasi semua hambatan yang dialami
dan dapat diselesaikan dengan baik.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat menjadi wawasan untuk para
pembaca. Apabila karya
tulis ini masih memiliki banyak kekurangan,
kritik dan saran kami terima agar dapat menyusun karya
tulis dengan lebih baik di
waktu mendatang. Terima kasih.
Gresik,
20 april 2020
Penulis
DAFTAR ISI
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pergaulan merupakan
jalinan hubungan sosial antara
seseorang dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga
terjadi saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan
dari proses interaksi sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya.
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿١٣﴾
Yang artinya Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. 49/Al-Hujurat-13
Pergaulan
adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul
dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa
dikatakan wajib bagi setiap manusia yang masih hidup di dunia ini. Akan menjadi
sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup
sendiri. Karena memang begitulah kodrat manusia. Manusia membutuhkan kehadiran
orang lain dalam kehidupannya. Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di
dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi
tetap semuanya berbeda.
Begitu
halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri,
sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar
ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan
sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah mencipatakan kita dengan segala
perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan-Nya.
Maka
dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang
wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar
dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah
menyikapi, akan menjadi hal yang besar.
Dalam
bahasa Inggris, “tattoo” adalah hasil
adaptasi dari bahasa Tahitian “tatau” yang memiliki arti “menandakan sesuatu”
tetapi juga memiliki kesamaan dengan bahasa Polinesia “ta” yang artinya
“menggoreskan sesuatu” (Taliaferro & Odden, 2012). Olong (2006: 83) mengatakan bahwa tato
merupakan suatu produk dari kegiatan menggambar pada kulit dengan menggunakan
alat sejenis jarum dan mempunyai pigmen berwarna-warni.
Jika ditilik dari sisi sejarahnya, menurut Encyclopaedia Britannica, tato tertua
ditemukan pada mumi Mesir dari abad ke-20 SM. Tanda permanen yang dibuat dengan
cara memasukkan pewarna ke dalam lapisan kulit itu ditemui hampir di seluruh
belahan dunia. Dalam catatan Ady Rosa, 48 tahun, dosen Seni Rupa, Universitas
Negeri Padang Sumatera Barat, tato Mesir baru ada pada 1300 SM. Menurut
magister seni murni, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, orang Mentawai sudah
menato badan sejak kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera.
Bangsa
Proto Melayu ini datang dari daratan Asia (Indocina), pada Zaman Logam, 1500
SM-500 SM. Di Mentawai, tato dikenal dengan istilah titi. Selain Mentawai dan Mesir, tato juga terdapat di Siberia (300
SM), Inggris (54 SM), Indian Haida di Amerika, suku-suku di Eskimo, Hawaii, dan
Kepulauan Marquesas Dalam sejarah, tato/rajah
tidak hanya identik dengan seni semata namun pemaknaan yang diberikan terhadap
tato lebih dari itu. Rajah dahulu sering dipakai oleh kalangan suku-suku
terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat,
bahkan menandakan kesehatan seseorang.
Rajah
digunakan secara luas oleh orang-orang Polinesia, Filipina, Kalimantan, Afrika,
Amerika Utara, Amerika Selatan, Mesoamerika, Eropa, Jepang, Kamboja, serta
Tiongkok. Walaupun pada beberapa kalangan rajah dianggap tabu, seni rajah tetap
menjadi sesuatu yang populer di dunia (black-tribal-tattoo.com, 2012). Di
Indonesia sebenarnya tato adalah bagian dari budaya suku-suku tertentu antara
lain seperti di Sumatera pada suku Mentawai. Bagi orang Mentawai sendiri, tato
digunakan untuk menunjukkan status sosial/profesi, jati diri dan keseimbangan
dengan alam.
Ada
beberapa alasan yang melatarbelakangi seseorang mau memiliki tato di tubuh.
Dalam diri seseorang mengambil keputusan untuk bertato, bukanlah hal yang
mudah. Di satu sisi ada kepentingan individual, tapi di satu sisi terlihat ada
peranan faktor-faktor sosial yang juga menjadi bahan pertimbangan ketika akan
memutuskan untuk bertato.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan tato ?
2.
Bagaimana pandangan Islam terhadap penggunaan
tato?
3.
Apa yang menyebabkan seseorang bertato ?
4.
Apakah pergaulan dapat mempengaruhi
seseorang untuk bertato?
1.3. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi tato
2.
Untuk mengetahui pandangan Islam
terhadap pengguaan tato
3.
Untuk mengetahui penyebab seseorang
bertato.
4.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pergaulan suatu individu terhadap seni bertato.
5. Untuk
mengetahui pergaulan seperti apa yang dapat mempengaruhi seseorang untuk bertato.
1.4. Manfaat Penulisan
1.
Diharapkan dapat mengetahui pergaulan
yang baik sesuai dengan tatanan kehidupan dan norma norma yang ada dimasyarakat
serta tidak bertentangan dengan Al -Qur’an dan Hadiz.
2.
Diharapkan dapat memberikan sumbangsih
dalam pengetahuan tentang pengaruh pergaulan suatu individu terhadap
seni bertato. Sehingga kita dapat lebih selektif dalam memilih pergaulan.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggambarkan sekaligus
mengkaji objek penelitian dalam kondisi ril berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan. Penelitian kuantitatif dipandu oleh fakta-fakta yang
ditemukan pada saat melakukan penelitian
di lapangan.
2.2. Sumber dan Jenis Data
2.2.1. Sumber Data
Sumber
data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data
yang didapatkan dari penjelasan-penjelasan yang bukan merupakan angka-angka
atau hitungan.
2.2.2. Jenis Data
Data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer didapat dari
sumber pertamanya, dalam hal ini adalah orang yang bertato, kelompok orang
bertato serta masyarakat sekitar.
2.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.3.1. Interview (wawancara)
Interview
merupakan bentuk komunikasi verbal dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
kepada narasumber yang bersangkutan untuk memperoleh informasi. Dalam penelitian ini, dilakukan interview kepada
orang yang bertato, kelompok orang bertato serta masyarakat sekitar.
2.3.2. Observasi (pengamatan langsung)
Metode ini dilakuan
dengan cara mengamati objek dengan menggunakan panca indera. Dalam penelitian ini dilakukan
observasi terhadap pergaulan orang yang bertato.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Cat Tubuh (Tato)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti
gambar pada tubuh, melukis pada bagian tubuh dengan cara menusukkan jarum pada
kulit kemudian memasukkan zat pewarna ke dalam bekas tusukan jarum tersebut. M.
Quraish Shihab memberi penjelasan bahwa tato dalam bahasa arab disebut dengan al wasym, adalah menusukkan jarum
kedalam kulit sehingga darah akan mengalir dan kemudian dimasukan alkohol atau
sejenisnya sehigga menjadi biru.
Sedangkan menurut Abdul Kadir Olong menjelaskan
bahwa tato merupakan gambar, goresan atau lambang yang membentuk sebuah desain
pada kulit tubuh yang dibuat dengan menggunakan jarum atau sejenisnya serta
dihiasi dengan pigmen warna-warni dan bersifat permanen. Istilah Tato berasal
dari kata 'Tatau' dalam bahasa
Tahiti yang berarti menandai (pada kulit) menggunakan pola atau design secara permanen dengan memasukan
cairan berwarna.
3.2. Pandangan Islam terhadap Penggunaan Tato
Di
zaman modern ini, pengunaan tato dianggap sebagai hal yang lumrah. Tato sudah
menjadi bagian dari fashion yang
banyak digemari. Namun, dalam pandangan Islam penggunaan tato dianggap haram
(tato permanen), kecuali dalam beberapa kondisi tertentu (tato medis) dan tato
yang terbuat dari bahan yang benar-benar alami seperti henna.
Agama
Islam melarang dalam penggunaan tato permanen karena tato permanen dapat
menutup pori-pori tubuh, sehingga wudhu dan sholat menjadi tidak sah. Selain
itu, penggunaan tato permanen dianggap merubah bentuk ciptaan Allah SWT. dimana
perbuatan tersebut merupakan dosa besar dan Allah SWT. sangat membenci
perbuatan tersebut (HR. Bukhari, Muslim)
3.3. Penyebab seseorang bertato
Kebanyakan orang
mentato tubuh nya disebab kan oleh beberapa alasan yaitu.
1.Sebagai
Identitas
Mereka
menggunakan tatoo untuk mengambarkan siapa mereka, dan darimana asal mereka.
Atau bisa juga mereka menggunakan tatoo sebagai alat untuk memperkenalkan
dirinya kepada orang lain.
2.Sebagai Ekspresi Diri
estetika dalam
hal bertatoo. Mereka menjadikan tubuhnya sebagai kanvas dan tatoonya sebagai
pewarna untuk tubuhnya.
Melalui perilaku tersebut, mereka akan mendapatkan kepuasan. Tatoo yang indah akan memperindah tubuh mereka pula. Mereka begitu senang melihat tubuhnya yang berwarna, bergambar, dan ramai oleh berbagai bentuk.
Biasanya mereka yang memiliki jiwa seni yang memakai tatoo sebagai alat ekspresinya. Seperti penyayi, pelukis, pemain band dan sebagain
Melalui perilaku tersebut, mereka akan mendapatkan kepuasan. Tatoo yang indah akan memperindah tubuh mereka pula. Mereka begitu senang melihat tubuhnya yang berwarna, bergambar, dan ramai oleh berbagai bentuk.
Biasanya mereka yang memiliki jiwa seni yang memakai tatoo sebagai alat ekspresinya. Seperti penyayi, pelukis, pemain band dan sebagain
3.4 pergaulan dapat mempengaruhi seseorang untuk bertato
Dalam hal ini
seseorang dapat bertato karena bergaul dengan seseorang dimana orang tersebut
sangat dihormati dan menjadi sosok yang ditiru di dalam lingkungan
pergaulannya. Oleh karena itu besar kemungkinan seseorang dapat terpengaruh
untuk melakukan hal yang sama secara tidak langsung.
Dengan demikian
sesorang harus jeli dalam memilih pergaulan agar
3.5pergaulan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk bertato
Banyak juga yang
mentato tubuh mereka karena pengaruh lingkungan.hal ini mungkin terjadi karena
lingkungan mereka terdapat banyak orang orang yang menggunakan tato.Sehingga akan muncul rasa
agar bias sama dengan orang orang di lingkungan mereka
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada
bab ini peneliti akan menyajikan dan menguraikan sejumlah hasil penelitian yang
diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung sebagai metode penelitian
utama untuk mendeskripsikan dan membahas data yang telah diperoleh. Untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan peneliti, peneliti melakukan wawancara
mendalam dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung
dilapangan yang kemudian peneliti analisis. Pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan dalam bentuk wawancara, yaitu pertanyaan mengenai pandangan
pengguna tato dikalangan mahasiswa Bandung , perasaan pengguna tato dikalangan
mahasiswa Bandung dan Konsep diri pengguna tato dikalangan mahasiswa Bandung.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan membutuhkan waktu kurang lebih selama 2 minggu. Wawancara dengan
para informan dimulai dari tanggal 14 Januari- 26 Januari 2011 dan sebelumnya
peneliti telah membuat janji dengan informan untuk bertemu dan melakukan
wawancara
4.1 Hasil wawancara narasumber
1.
Hardi Hardi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu Universitas
swasta di Bandung. Pria kelahiran Bandung 30 Desember 1988 ini adalah anak
bungsu dari delapan bersaudara. Dari delapan bersaudara itu hanyalah Hardi yang
masih menyandang status mahasiswa dan belum berkeluarga. Pria yang mempunyai
tinggi 165 cm dan berat badan 55 kg ini mempunyai kulit sawo matang dan rambut
ikal. Hardi merupakan sosok yang bisa dikatakan humoris atau senang bercanda
selain itu pria ini juga senang musik dan beberapa kali mempunyai sebuah group
band dan memegang posisi sebagai gitaris. Sebagai seorang yang menyenangi dunia
musik tentulah tato tidak asing untuknya karena banyak sekali group band yang
disenanginya atau anggota group band yang disenanginya mempunyai tato. Pada
kehidupan sehari-harinya Hardi adalah sosok yang ekspresif dan senang membuat
orang sekitarnya tertawa dengan candaannya, terbukti saat peneliti
mendatanginya dia sedang berkumpul bersama teman-teman rumahnya dan pada saat
itu sering sekali candaannya membuat teman-temannya tertawa terbahak-bahak. 82
Diantara teman-teman rumahnya yang memang sudah berteman sejak kecil, Hardi
bisa dikatakan sebagai sosok yang ditiru oleh teman-teman rumahnya. Setelah
beberapa bulan mentato tubuhnya beberapa temannya juga ikut membuat/menggunakan
tato walaupun disangkal olehnya bahwa dia sendiri tidak menganjurkan untuk menggunakan
tato pada temannya, sebaliknya pada awalnya Hardi menyembunyikan tato yang ada
di tubuhnya pada teman-temannya.
2.Denisa
Denisa adalah anak kedua dari dua bersaudara, yang lahir di Bandung 17 Juni
1991. Saat ini Denisa tengah menjalankan kuliah jurusan Psikologi di
Universitas Maranatha. Ciri-ciri fisik denisa berambut panjang lurus, tinggi
sekitar 155 cm dan juga berkulit kuning langsat. Saat pertama kali bertemu,
Denisa bersikap ramah namun tidak banyak bicara, setelah lama berbincang menurut
peneliti Denisa adalah pribadi yang ramah dan juga sopan, disisi lain saat
diwawancara Denisa terlihat sebagai orang yang cuek dan juga suka bercanda
Denisa bercerita mulai mentato tubuhnya sekitar satu tahun yang lalu pada saat
awal-awal masuk kuliah. Lingkungan pertemanan yang berada 89 dalam ruang
lingkup musik memungkinkan Denisa untuk mengenal tato pada saat itu. .Denisa
sendiri tidak menyesal atas kejadian itu dan Denisa juga tetap ingin untuk
terus memiliki tatonya dan tidak ingin menghapusnya.
3.Sebut
saja Kiming seorang artist tato tato yang bekerja di Login Tatto dan sebagai
anggota dari Paguyuban Tato Bandung Sebagai seorang artist tato yang sudah
berkecimpung di dunia tato sejak tahun 2000, Kang Kimik bisa dikatakan sebagai
artist tato profesional kelihaiannya dalam membuat tato didapat dari
teman-teman dalam lingkungan tato di Bandung. Kang Kimik sendiri tertarik
dengan tato pada saat itu karena ada teman-temannya yang mempunyai tato. Pada
saat itu juga Kang Kimik mencoba-coba untuk mentato tubuhnya sendiri dengan
meminjam peralatan tato temannya. Kang Kimik mengakui dia sama sekali tidak ada
basic sebagai 90 orang yang bisa menggambar, namun ketertarikan dan kesukaannya
akan seni membuat di terjun ke dalam dunia tato.
4.2 Hasil observasi
Kami mendapati bahwa dalam
lingkungan pergaulan yang berkaitan erat dengan seni dan musik dapat
menyebabkan seseorang untuk mentato tubuhnya. Banyak hal yang mendasari mereka
untuk bertato diantarnya karena mengagumi idolanya, sehingga meniru perilakunya
kemudian ada yang mentato dirinya karena ketertarikan dan kesukaan terhadap
seni.
BAB V
PENUTUP
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan
penelitian ini sebagai berikut:
1.Persepsi
pelaku tato terhadap tato yaitu mereka menganggap tato itu gaya, sesuatu yang
indah, karya seni, lukisan yang indah, mencari sensasi baru, aksesoris tubuh,
kelihatan keren, ekspresi diri dan apresiasi seni oleh pengguna tato, dan yang
mendorong mereka sehingga berminat dan ingin memakai tato disebabkan oleh
Informasi tentang tato yang mereka dapatkan dari teman, lingkungan pekerjaan
maupun melalui perantaraan media seperti televisi serta para pengguna tato ada
yang tidak tahu dan tidak berusaha untuk tahu tentang tato itu menimbulkan
penyakit.
2.Motif
atau penyebab seseorang yang mentato tubuhnya yaitu karena dipengaruhi oleh
teman, karena penasaran ingin mencoba memakai tato, karena kerja di toko tato,
karena kesenangan pribadi, dan karena peran artis idola. Lokasi tubuh favorit
yang disuka ditato yaitu lengan atas, punggung tangan, betis agar gampang
dilihat orang.
5.2. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika karya tulis ini masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki karya
tulis tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada pembaca yang telah menyempatkan waktunya untuk membaca karya tulis ini.
Comments
Post a Comment